Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut telah menyepakati divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) di harga sekitar Rp3.000 per saham. Dengan nilai tersebut, seberapa dalam pemerintah harus merogoh kocek untuk mengakuisisi saham INCO?
Arifin belum secara gamblang menyebutkan besaran harga yang disepakati. Namun, dia memastikan bahwa harga pelepasan saham INCO tersebut berada di bawah harga pasar saat ini.
“Pokoknya di bawah harga pasar hari ini. Tunggu resminya, kira-kira Rp3.000-an,” ujar Arifin kepada awak media di Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Dia menambahkan bahwa proses divestasi saham INCO tinggal mengurus berkas administrasi. Arifin berharap dalam beberapa hari ke depan, seluruh proses administrasi, transaksi, dan kejelasan investasi tersebut dapat segera diselesaikan.
"Ini tinggal administrasi bahasa hukum. MIND ID tinggal bayar. Mudah-mudahan hari Senin ini sudah selesai," kata Arifin.
Jika kita asumsikan harga divestasi saham INCO adalah senilai Rp3.000 per saham, maka pemerintah setidaknya harus merogoh kocek sekitar 4,17 triliun untuk mengambil alih 14% saham INCO tersebut.
Baca Juga
Perhitungannya bisa kita simulasikan sebagai berikut, 14% dikalikan total saham INCO sebanyak 9.936.338.720 maka akan didapati angka 1.391.087.420, kemudian jumlah tersebut dikalikan harga Rp3.000, maka didapati estimasi divestasi saham INCO adalah sebesar Rp4,17 triliun.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer mengatakan MIND ID mendapatkan harga diskon untuk membeli saham divestasi INCO dari dua pemegang saham utama. Harga divestasi INCO di sekitar Rp3.000 tergolong cukup murah kalau dibanding nilai pasar saat ini.
“Dibanding harga penutupan tanggal 15 Februari 2024 yaitu Rp4.000, harga ini mencerminkan sebuah diskon sebesar 23,25% yang diterima MIND ID,” kata Axell kepada Bisnis, Jumat (16/2/2024).
Harga divestasi yang berada di bawah harga pasar atau harga diskon memberikan sentimen negatif bagi sahamnya. Axell mengatakan kemungkinan saham INCO akan tertekan karena harga divestasi ini dapat dianggap sebagai implied fair value atau nilai wajar untuk saham INCO.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (16/1/2024), saham INCO bergerak di jalur merah dan parkir di level Rp3.690 per saham. Posisi ini tergerus 7,75% atau 310 poin dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level Rp4.000. Secara year to date, saham INCO telah turun sebesar 14,39%.
INCO bergerak di rentang Rp3.650 hingga Rp4.000 per saham adapun sebanyak 52,63 juta saham beredar dengan nilai transaksi mencapai Rp199,48 miliar. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp36,67 triliun dengan PER sebesar 8,67 kali dan PBVR sebesar 0,93 kali.
Sebagaimana diketahui, INCO tengah menyelesaikan proses divestasi 14% kepemilikan saham Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd kepada holding BUMN tambang PT Mineral Industri Indonesia atau MIND ID.
Mengutip RTI Business per 31 Januari 2024, pemegang saham INCO adalah sebagai berikut:
- Vale Canada Limited sebanyak 4,35 miliar saham atau setara dengan 43,79%
- PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID mengempit 1,98 miliar lembar atau setara 20% saham.
- Sumitomo Metal Mining Co., Ltd memegang 1,49 miliar lembar atau setara 15.03% saham.
- Masyarakat-Non Warkat sebanyak 2,02 miliar lembar atau setara 20,38% saham.
- Masyarakat-Warkat sebanyak 79,71 juta lembar atau setara 0,80% saham
- Abu Ashar mengempit 22 ribu lembar saham atau setara 0,00% saham.
*Total 100% saham INCO sebanyak 9.936.338.720 lembar saham.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan telah mengantongi kesepakatan harga divestasi 14% saham kepemilikan asing di INCO.
Ketika dikonfirmasi terkait harga divestasi itu, Erick menyiratkan kesepakatan itu sudah diraih dan tinggal menunggu pengumuman resmi. Namun, dia enggan mengungkapkan secara detail.
“Biar pengumumannya ya nanti ada signing,” ujar Erick saat ditemui seusai gelaran BUMN Next-Gen di City Hall Pondok Indah Mal, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Erick menuturkan saat bernegosiasi dengan Vale, pihak Indonesia secara tegas meminta sisa kewajiban divestasi 14% saham dilepas dengan harga diskon. Kementerian BUMN sebelumnya juga diketahui menolak harga pasar atau premium yang ditawarkan Vale.
"Waktu saya negosiasi sama Vale harus ada diskon pricing kalau tidak mau relinquish, dan saya ini bukan berarti tidak suka sama Vale. Ini prinsip supaya yang namanya profesionalisme dalam negosiasi saham juga profesional seperti Vale," katanya.
Proses divestasi ini merupakan syarat untuk mendapatkan perpanjangan kontrak karya (KK) dalam bentuk izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Adapun transaksi divestasi ditargetkan selesai pada 2024.
Setelah penyelesaian transaksi, MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar INCO dengan kepemilikan 34% saham yang diterbitkan. Adapun, Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining masing-masing akan memegang sekitar 33,9% dan sekitar 11,5% saham.
Bila divestasi 14% saham tersebut telah selesai dilaksanakan, maka komposisi kepemilikan saham di PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan berubah menjadi sebagai berikut:
- Vale Canada Limited sebanyak 3,36 miliar lembar atau setara dengan 33,9% saham
- PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID mengempit 3,37 miliar lembar atau setara 34% saham.
- Sumitomo Metal Mining Co., Ltd memegang 1,14 miliar lembar atau setara 11.05% saham
- Masyarakat-Non Warkat sebanyak 2,02 miliar lembar atau setara 20,38% saham.
- Masyarakat-Warkat sebanyak 79,71 juta lembar atau setara 0,80% saham
- Abu Ashar mengempit 22 ribu lembar saham atau setara 0,00% saham.
*Total 100% saham INCO sebanyak 9.936.338.720 lembar saham.
MIND ID Cari Pendanaan
Sementara itu, MIND ID dilaporkan tengah mencari pinjaman senilai US$2 miliar atau sekitar Rp31,2 triliun. Menurut laporan Bloomberg, Jumat (9/2/2024), pinjaman jumbo itu sebagian dananya untuk membayar utang yang ada. Pinjaman ini juga dimungkinkan untuk pembelian saham PT Vale Indonesia Tbk. yang wajib segera didivestasikan.
Laporan yang sama dengan mengutip Fitch Ratings menjelaskan bahwa MIND ID akan terus berinvestasi di program hilir mineral yang dorong pemerintah. Kebijakan ini akan mendorong belanja modal dan arus kas keluar, termasuk kemungkinan belanja untuk akuisisi.
MIND ID disebut menenggat waktu 1 bulan untuk merealisasikan pinjaman ini. Sumber Bloomberg melaporkan perusahaan mempertimbangkan proposal kredit bank atau obligasi. Atau mengombinasikan keduanya. Pilihan sangat tergantung atas beban bunga yang ditawarkan kreditor.
“MIND ID merencanakan pendanaan pihak ketiga pada tahun 2024 sejalan dengan rencana bisnisnya, baik pinjaman bank maupun penerbitan obligasi,” kata Sekretaris Perusahaan Perseroan Heri Yusuf melalui pesan singkat.
Sebelumnya, Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri mengatakan bahwa MIND ID telah menyiapkan dana sekitar Rp7 triliun untuk akuisisi sisa kewajiban divestasi saham INCO. Dana akuisisi dari holding tambang pelat merah itu rencananya akan menggunakan uang kas internal.
Menurut Akhmad, arus kas holding tambang belakangan terbilang positif untuk dapat membiayai sendiri aksi korporasi tersebut. Beberapa anggota holding membagikan dividen cukup besar seiring dengan siklus komoditas 3 tahun terakhir.
“Mungkin dari internal cash kita karena dari dividen PT Freeport Indonesia sudah cukup besar,” kata Akhmad saat ditemui di DPR, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.