Bisnis.com, JAKARTA — Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) berencana membangun fasilitas produksi untuk produk kesehatan dan bioteknologi seluas 2,7 hektar di Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pihaknya berencana untuk melakukan proses tender pada kuartal I/2023. Kemudian Bio Farma menargetkan groundbreaking dapat dilakukan pada semester I/2023.
Honesti mengatakan butuh waktu setidaknya 2 tahun untuk membangun pabrik tersebut karena standarisasinya yang lebih rumit. Adapun pabrik tersebut ditargetkan dapat rampung pada 2026.
“Kita cari produk yang standarnya lebih tinggi sehingga nanti bisa masuk pasar manapun yang ada di dunia,” ujar Honesti dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (24/1/2023).
Lebih lanjut, Honesti menyebut Bio Farma akan mengikuti standar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA). Hal ini agar Bio Farma dapat mengambil peluang ekspor selain memenuhi kebutuhan di Indonesia.
Pabrik tersebut nantinya dapat memproduksi produk biosimilar atau obat untuk penyakit seperti kanker serviks. Produk lain yang nantinya menjadi fokus pada pabrik tersebut adalah plasma darah rekombinan, 14 antigen baru, dan platform vaksin yang nantinya tersedia di Indotaisei.
Baca Juga
Bio Farma juga akan melakukan kerjasama dengan perusahaan farmasi dari luar negeri agar terjadi transfer teknologi agar riset dan pengembangan (research and development) dapat lebih berkembang.
Pabrik tersebut nantinya akan terdiri dari 4 lantai. Lantai 1 akan fokus pada produk obat seperti vial, vial dan liofilisasi, dan jarum suntik yang sudah diisi sebelumnya.
Kemudian lantai 2 akan fokus pada bahan obat untuk platform berbasis sel mamalia, dan sel mamalia dan platform berbasis rekombinan protein. Lantai 3 untuk bahan obat berbasis sel bakteri dan platform mRNA. Lantai 4 akan fokus pada bahan obat partikel mirip virus.
Honesti juga mengatakan nantinya Bio Farma akan melakukan integrasi dan ekosistem dengan rumah sakit BUMN. Nantinya Bio Farma juga akan bertransformasi dari holding farmasi menjadi holding sektor kesehatan BUMN.
“[Kami akan melakukan] sinergi untuk penguatan efisiensi sehingga supply chain bisa lebih bagus,” ujar Honesti.