Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Perusahaan Indonesia Pertama Tandatangani Komitmen WEF Stakeholder Capitalism Metrics di Level Global

SCM merupakan acuan penerapan prinsip ESG secara global yang sifatnya lintas industri. SCM dirumuskan oleh World Economic Forum (WEF) berkolaborasi dengan perusahaan konsultan dan audit dunia yaitu Deloitte, EY, KPMG dan PwC.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Lippo Group menjadi salah satu perusahaan pertama dari Asia Tenggara yang menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics (SCM) bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional kelas dunia lainnya. Langkah itu ditempuh sebagai komitmen berkelanjutan dan bukti konsistensi Lippo menerapkan prinsip environmental, social, dan governance (ESG) dalam usahanya demi mendukung terciptanya kondisi dunia yang lebih baik.  

SCM merupakan acuan penerapan prinsip ESG secara global yang sifatnya lintas industri. SCM dirumuskan oleh World Economic Forum (WEF) berkolaborasi dengan perusahaan konsultan dan audit dunia yaitu Deloitte, EY, KPMG dan PwC. Adapun beberapa perusahaan yang berkomitmen pada SCM di antaranya Dell Technologies, Fidelity International, Mitsubishi Corporation, UBS, Unilever, Siemens AG, Sony Corporation, dan Nestle. 

Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady, yang juga ditunjuk sebagai "World Economic Forum Young Global Leaders" mengatakan penandatanganan itu dilakukan pihaknya pada Desember tahun lalu. Menurut John, dari persepsi Lippo Group, komitmen terhadap SCM adalah hal baik yang harus diterapkan demi kebaikan bisnis dan lingkungan pendukungnya secara jangka panjang.

John memaparkan data dari WEF terkait SCM yang dimiliki pihaknya. Saat ini perusahaan-perusahaan besar terlebih yang sudah go public, tidak hanya memikirkan kepentingan pemegang saham atau shareholders, namun kini paradigmanya berubah menjadi stakeholders.

“ESG dan Stakeholder Capitalism menjadi hal yang penting untuk kami semua.  Model bisnis ke depan kita harus mencari sebuah solusi: di satu sisi memperhatikan sustainability, baik untuk lingkungan dan masyarakat, di sisi lain juga profitability dan growth. Jadi ada kesinambungan dan lingkaran ekosistem bisnis antara purpose dan profit.  Ini menjadi aspirasi kami di Lippo, dan alasan kami tergerak untuk menjadi perusahaan pertama dari Indonesia yang menandatangani World Economic Forum Stakeholder Capitalism Metrics bersama dengan lebih dari 100 perusahaan internasional kelas dunia lainnya” tegas John, dikutip dari siaran pers, Senin (7/2/2022). 

Di era ini, lanjut John, yang menjadi tantangan utama adalah bagaimana pelaku bisnis atau pelaku industri lebih sustainable di masa datang. Maka, SCM dari WEF adalah solusi utamanya. Sebagai gambaran, atas pentingnya prinsip ESG ke depan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menyinggung dan menekankan penguatan penerapan ESG tersebut di pertemuan WEF yang dihadiri secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada 20 Januari 2022. Terkait hal itu, John mengapresiasi langkah Presiden Jokowi.

John menuturkan bahwa sejak Januari 2020, sejumlah ESG metrics yang bersifat universal atau berlaku lintas industri telah diindentifikasi oleh WEF. Seiring dengan riset dan pertimbangan matang, melalui konsultasi dengan 200 organisasi global, SCM direduksi menjadi 21 core dan 34 expanded metrics dan dibagi menjadi empat kategori besar yaitu Principle of Governance, Planet, People, dan Prosperity. Empat kategori besar tersebut menurut John sejalan dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 John menuturkan, sebenarnya Lippo Group sendiri telah mulai memperhatikan penerapan prinsip ESG setidaknya sejak tiga tahun lalu. “Jadi ini bukan hal baru bagi kami. Sekarang kami sudah punya sustainability committee yang mendapatkan perhatian dan dukungan yang terbaik dari anggota-anggota Direksi. Kami juga ada Head of Sustainability. Harapan kami di tahun-tahun yang akan datang bisa terus lebih matang dan komprehensif” kata John menjelaskan.

John pun bahkan merinci capaian pihaknya selama ini yang mengacu pada 4 prinsip besar SCM. Dalam topik Governance, Lippo Group sejak tiga tahun yang lalu merombak jajaran top management untuk memperbaiki kinerja dan memperkuat penerapan prinsip ESG. Mengenai Planet, kami telah menyediakan begitu banyak area penghijauan, irigasi, dan sistem drainase dengan kualitas terbaik. Bahkan kami juga menggunakan air dari hasil pengolahan yang sangat baik dan air dari sumber terbarukan seperti pemanenan air hujan untuk menghemat air.

Terkait People, pihaknya tak ragu mengusung diversity and inclusion. “Jadi kami sebenarnya sudah cukup baik. Kemudian ke equality bisa diukur sejauh mana levelnya, health and safety bagi pekerja juga memang sudah jadi perhatian kami,” kata John menegaskan.

Terakhir, dalam prinsip Prosperity, John menyinggung terkait kontribusi Lippo Group terhadap sistem perekonomian. Menurutnya Lippo Group memiliki kontribusi besar terhadap kesejahteraan pekerjanya juga bagi ekonomi Indonesia dari investasi-investasi yang ditanamkan.

“Mengenai berapa banyak yang sudah kami realisasikan dari prinsip besar tadi, mungkin 80% sudah kami kerjakan. Tapi sifatnya ini sesuatu yang harus terus diperbaiki dan tetap ditingkatkan lagi,” kata John.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper