Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lippo Karawaci (LPKR) Berikan Klarifikasi Soal Aset Sitaan BLBI

Menurut manajemen Lippo, tidak ada satupun perusahaan Grup Lippo, termasuk Bank Lippo, yang pernah meminta atau mendapatkan dana BLBI.
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) memberikan klarifikasi terkait kabar penyitaan salah satu aset perseroan terkait proses hukum hak tagih dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Danang Kemayang Jati, Corporate Communications Lippo Karawaci, menyampaikan lahan yang dimaksud adalah lahan yang sudah dimiliki secara hukum oleh pemerintah, atas nama Departemen Keuangan sejak 2001.

"Jadi lahan tersebut sudah bukan lagi milik PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR)," paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (27/8/2021).

Kepemilikan lahan tersebut atas nama Depkeu,  terkait dengan BLBI terhadap bank-bank yang diambil alih oleh pemerintah, atas nama Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), pada September 1997, pada krisis moneter saat itu.

Menurut Danang, tidak ada satupun perusahaan Grup Lippo, termasuk Bank Lippo, yang pernah meminta atau mendapatkan dana BLBI.

Namun demikian, di antara aset-aset yang dikonsolidasikan di dalam Satgas BLBI ada yang terletak di sekitar pemukiman yang disebut Lippo Karawaci adalah seuatu hal yang wajar.

"Pemberitaan yang seolah-oleh ada penyitaan lahan atau aset yang dikaitkan Lippo sebagai obligor dahulu atau sekarang, adalah sepenuhnya tidak benar. Karena aset itu sudah milik negara sejak 2001," jelasnya.

Berikut 6 poin klarifikasi Lippo Karawaci.

PERNYATAAN PERS.
Terkait dengan pemberitaan hari ini mengenai BLBI berikut penjelasan kami sekaligus sebagai bahan klarifikasi 

1. Lahan yang disampaikan oleh pemerintah sebetulnya  adalah lahan yang sudah dimiliki secara hukum dan dikuasai oleh pemerintah, qq Depkeu, sejak 2001. Jadi lahan tersebut sudah bukan lagi milik Pt Lippo Karawaci Tbk.

2. Kepemilikan lahan oleh pemerintah, qq Depkeu, sejak 2001, terkait dengan BLBI terhadap bank-bank yang diambil alih oleh pemerintah, qq BPPN, pada bulan Sept 1997, pada krisis moneter saat itu.

3. Tidak ada satu pun  perusahaan Lippo, termasuk Bank Lippo, yang pernah meminta atau mendapatkan sekalipun atau satu sen pun, dana BLBI.  

4. Kami sepenuhnya selalu  mendukung program pemerintah yang mengkonsolidasikan aset2 tertentu milik Depkeu dan satgas yang baru dibentuk. 

5. Bahwa diantara aset2 yang dikonsolidasikan di dalam satgas tersebut ada yang terletak disekitar pemukiman yang disebut Lippo Karawaci adalah sesuatu hal yang wajar. 

6. Pemberitaan yang seolah-oleh ada penyitaan lahan atau aset yang dikaitkan Lippo sebagai obligor dahulu atau sekarang, adalah sepenuhnya tidak benar. Karena aset itu sudah milik negara sejak 2001.

Mengutip hukumonline.com, "qq" merupakan singkatan dari Qualitate Qua, frasa berbahasa Latin yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “dalam kapasitasnya/kedudukannya sebagai wakil (yang sah) dari.”

Sebelumnya, Kelompok Kerja Satuan Sugas (Satgas) Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) melakukan seremonial karena telah menguasai fisik dan aset negara pada eks BLBI. Setidaknya ada 50 bidang tanah dengan total lebih dari 5,2 juta meter persegi.

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan bahwa kepolisian berkomitmen untuk mengawal dan melakukan proses hukum dalam melakukan hak tagih.

“Kami dari jajaran kepolisian akan melakukan upaya penegakan hukum apabila dalam pelaksanaannya timbul ekses yang dapat mengganggu kebijakan dlaam keputusna pemerintah untuk mengambil hak tersebut,” katanya usai seremonial, Jumat (27/8/2021).

Dalam keterangan resmi Satgas BLBI, salah satu aset yang disita ialah 44 bidang tanah seluas 251.992 m2 di Perumahan Lippo Karawaci, Kelapa Dua, Tangerang.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper