Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Takut Perusahaan Bangkrut! Serikat Pekerja Garuda Indonesia (GIAA) Minta OWK Segera Cair

Garuda Indonesia direncanakan mendapatkan dana PEN sebesar Rp8,5 triliun melalui skema obligasi wajib konversi (OWK) dari pemerintah RI sebagai pemegang saham terbesar.
rnrnDokumentasi. Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA
rnrnDokumentasi. Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau Sekarga melayangkan surat kepada pemerintah dan Kementerian BUMN meminta segera dikucurkannya dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) bagi perseroannya. Jika tidak, perseroan disebutnya akan bangkrut.

Ketua Umum Sekarga Dwi Yulianta melalui surat bertanggal Selasa, 26 Januari 2021 mengungkapkan keresahannya tersebut. Maskapai BUMN ini disebut akan bangkrut jika dana PEN tidak segera disuntikkan kepada perseroan.

"Demi menjaga kelangsungan Perusahaan Maskapai Kebanggaan Nasional Milik Bangsa, maka kami dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia memohon kepada Bapak Presiden, Bapak Menteri BUMN/Pemegang Saham Mayoritas PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Ibu Menteri Keuangan kiranya dapat merealisasikan pencairan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional/PEN untuk Garuda karena sampai saat ini dana PEN tersebut belum bisa dicairkan," ungkapnya dalam surat tersebut, dikutip Bisnis.com, Kamis (28/1/2021).

Maskapai dengan sandi efek GIAA di bursa tersebut sejak awal tahun direncanakan mendapatkan dana PEN sebesar Rp8,5 triliun melalui skema obligasi wajib konversi (OWK) dari pemerintah RI sebagai pemegang saham terbesar.

Dana ini untuk menutupi kerugian dan kebutuhan operasionalnya di tengah kinerja perusahaan yang porak poranda akibat pandemi Covid-19.

"Sementara Garuda Indonesia sangat membutuhkan dana PEN untuk modal Kegiatan Operasional agar terhindar dari Kebangkrutan," kata Dwi.

Pandemi Covid-19 jelasnya telah berdampak sangat besar dan memukul industri penerbangan karena menurunnya jumlah penumpang yang sangat drastis. Kondisi ini sebagai akibat dari pembatasan sosial dan perjalanan udara baik domestik maupun internasional.

Hal tersebut berdampak secara signifikan pada menurunnya kinerja keuangan Garuda Indonesia dan juga seluruh maskapai yang ada di dunia bahkan beberapa maskapai luar negeri sudah mengalami kebangkrutan.

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan masih menghadapi penurunan pendapatan yang cukup dalam pada 2020 jika dibandingkan dengan 2019.

Dia bercerita perkembangan jumlah penumpang mulai bertumbuh 38 persen dari Oktober ke November 2020 dan sudah mengangkut di atas 1 juta penumpang. Desember pun terjadi peningkatan berkaitan dengan libur Natal dan Tahun Baru.

"Kami lagi finalisasi angkanya. Pada 2020 tahun yang sangat berat buat Garuda dari segi finansial nanti kami laporkan. Kami akan mengalami penurunan [pendapatan] yang dalam," ujarnya, Selasa (19/1/2021).

Menurutnya yang terpenting sepanjang 2020 di kala pandemi Covid-19 emiten berkode GIAA tersebut mengalami perbaikan pendapatan yang signifikan. Kendati, hasil akhirnya masih di bawah harapan.

Dalam laporan keuangan per September 2020, manajemen Garuda Indonesia menyampaikan pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja perseroan hingga akhirnya membukukan kerugian hingga US$1,13 miliar atau setara Rp16,03 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (28/1/2021) sesi I, saham GIAA ditutup melemah 5 persen ke level 304. Secara year to date (ytd) penurunan harga sahamnya sudah mencapai 24,75 persen.

Takut Perusahaan Bangkrut! Serikat Pekerja Garuda Indonesia (GIAA) Minta OWK Segera Cair

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper