Bisnis.com, JAKARTA — Pasokan gas alam Amerika Serikat terus membengkak di saat permintaan mulai menurun akibat perubahan cuaca membuat pergerakan harga gas anjlok.
Seperti dilansir dari Bloomberg, persediaan bahan bakar pemanas dan pendingin Amerika Serikat meningkat 98 miliar cubic feet, menjadi 3,614 cubic feet pada pekan lalu. Angka ini jauh di atas ekspektasi para analis.
Pasokan gas alam AS terus mengalir deras dan tak terdampak serangkaian gelombang panas dan badai yang menerjang Negeri Paman Sam tersebut tahun ini. Walhasil, pembengkakan stok membuat harga gas alam anjlok pada Kamis pekan ini.
Pada perdagangan Kamis, (17/9/2020) harga gas alam untuk kontrak Oktober 2020 terpantau anjlok 9,9 persen ke level US$2,04 per MMBtu. Penurunan itu yang terbesar sejak Januari 2019. Adapun level harga tersebut adalah yang terendah sejak 31 Juli 2020.
Kenaikan stok yang besar mencerminkan banyak faktor negatif yang telah menghentikan momentum bullish yang belakangan ini terjadi di pasar gas alam.
Di sisi lain, cuaca yang lebih dingin jelang musim gugur membuat permintaan gas sebagai penggerak tenaga listrik untuk pendingin udara lesu. Pun demikian dengan permintaan gas industri berada di level terendah sepanjang tahun ini sejak 2015 di tengah situasi lockdown akibat pandemi.
Baca Juga
Head Economist CoBank Teri Viswanath mengatakan dinamika harga ini bukan pertama kalinya terjadi di pasar gas alam. Dia menyebut peningkatan permintaan yang terjadi selama periode terpanas di AS kerap menyusut seiring dengan perubahan musim.
“Jumlah stok yang sangat besar menggarisbawahi fakta bahwa keseimbangan permintaan-penawaran tetap longgar," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (20/9/2020)
Kemerosotan tersebut menghapus sebagian besar keuntungan yang diraih gas alam bulan lalu di tengah spekulasi gas AS yang akhirnya mencapai titik bali. Ini juga didorong oleh pembatasan produksi sebagai respons terhadap harga minyak yang lemah.
Beberapa trader kini berharap pada pada ekspektasi musim dingin yang sangat dingin dan kemungkinan keseimbangan permintaan-penawaran yang jauh lebih ketat, sehingga dapat mengerek harga gas alam yang turun dua tahun belakangan.
Adapun, gas untuk pengiriman Januari 2021 diperdagangkan dengan premi terbesar hingga kontrak Oktober 2020 yang tercatat. Namun, percepatan perolehan pasokan menunjukkan bahwa bahan bakar masih belum berubah.
Para analis komoditas di Citigroup Inc., juga mengatakan bahwa keseimbangan pasokan untuk 2021 akan tetap ketat. Aksi jual yang terjadi pada Kamis sebagian besar dinilai mencerminkan permintaan jangka pendek dan masalah penyimpanan.
“Maka dari itu harga akan tetap konstruktif di 2021 karena meningkatnya permintaan dan ekspor di tengah penurunan produksi," tulis Anthony Yuen.
Dia amenambahkan, jika melihat prediksi ke depan untuk kuartal IV/2020 dan 2021, pasar akan menjadi konstruktif. Hal itu diperkirakan terjadi meskipun kenaikan harga bisa lebih terbatas di awal musim dingin dan berpotensi lebih kuat di kemudian hari.