Bisnis.com, JAKARTA—Anak usaha PT Astra Internasional Tbk. di sektor pembiayaan, yakni PT Federal International Finance (FIF) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1,5 triliun pada kuartal ketiga tahun ini.
Berdasarkan publikasi Indo Premier Sekuritas yang dikutip Kamis (30/8/2018), obligasi tersebut yakni Obligasi Berkelanjutan III Federal International Finance Tahap IV Tahun 2018. Obligasi ini memperoleh peringkat idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch.
Obligasi ini akan diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A dengan tenor 370 hari, dan Seri B dengan tenor 36 bulan. Masa penawaran awal atau bookbuilding obligasi ini akan berakhir esok, Jumat (31/8/2018) setelah dimulai sejak Senin (20/8/2018) pekan lalu.
Seri A ditawarkan kepada investor dengan rentang kupon antara 7,00% hingga 8,00% per tahun, sedangkan Seri B antara 7,75% hingga 8,75% per tahun. Bunga obligasi ini nantinya akan dibayarkan setiap tiga bulan sekali.
Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan perseroan untuk modal bisnis perseroan, yakni pembiayaan konsumen kendaraan bermotor. Obligasi ini dijaminkan dengan piutang pembiayaan atau tunai sebesar 50% dari pokok obligasi.
Setelah masa bookbuilding berakhir, masa penawaran umum instrumen ini akan dilakukan pada 19-20 September 2018.
Selanjutnya, penjatahan dilakukan pada 21 September 2018, sedangkan pembayaran dari investor, distribusi obligasi, dan pencatatan di bursa akan dilakukan berturut-turut pada 24-26 September 2018.
Indo Premier Sekuritas mencatat sejumlah pertimbangan investasi yang menjadi daya tarik instrumen ini.
Pertama, perseroan memiliki pengalaman ekstensif dan dominasi dalam industri pembiayaan sepeda motor.Perseroan memiliki keunggulan dalam potensi pertumbuhan dan kinerja yang gemilang dengan penguasaan pangsapasar kredit sepeda motor Honda di Indonesia.
Kedua, perseroan bergerak di industri dengan pertumbuhan yang baik.
Fasilitas transportasi publik yang belum memadai, peningkatan pendapatan masyarakat kelas bawah dan menengah,pemanfaatan sepeda motor sebagai sarana mata pencaharian, penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi yang lebih terjangkau, dan kenaikan biaya transportasi umum merupakan faktor-faktor yang meningkatkan pertumbuhan industri pembiayaan sepeda motor.
Ketiga, jaringan operasional di seluruh Indonesia serta sumber daya manusia yang handal dan berpengalaman.
Dengan 196 cabang dan 416 Point of Sales (POS) yang tersebar di seluruh Indonesia, dan didukung oleh lebih dari 1.800 dealer, FIF memiliki keunggulan dalam melakukan penetrasi ke wilayah-wilayah dengan potensi pertumbuhanpembiayaan yang tinggi.
Keempat, perseroan berkomitmen pada kepuasan pelanggan dan dealer. Didukung sistem terintegrasi dan centralized real time online serta kemudahan dan kecepatan pelayanan, FIF secara konsisten memberikan yang terbaik bagi pelanggan dan mitra/dealernya.
Kelima, perseroan memiliki pertumbuhan bisnis yang cukup konsisten. Pertumbuhan pembiayaan baru yang dibukukan FIF secara konsisten mencatat nilai pertumbuhan rata-rata yang signifikan sebesar 8,19% sejak tahun 2012 – 2016.
Keenam, perseroan tetap mempertahankan kualitas aktiva produktif. Keunggulan FIF dalam diversifikasi pembiayaan dan manajemen risiko yang prudent membuat perseroan tetap mampu menurunkan rasio NPL gross yang relatif rendah dibawah 2%.
Ketujuh, perseroan tetap mampu secara konsisten membukukan profit. FIF secara konsisten membukukan profit diatas 1 triliun sejak tahun 2010 hingga sekarang dengan pencapaian profit Rp1,9 triliun di tahun 2017