Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. terus meningkatkan kapasitas produksi dengan target mencapai 33 juta ton pada akhir 2020 melalui pembangunan dua pabrik baru di Pati dan Kalimantan.
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan perseroan memiliki rencana untuk menambah kapasitas produksi hingga 12,5 juta ton dalam 5 tahun ke depan. Pada akhir tahun ini, pabrik semen P-14 di Citeureup Bogor akan mulai berproduksi dengan kapasitas 4,4 juta ton per tahun.
"Saat ini ada tiga proyek yang ada di pipeline. Salah satunya Pati projectdi Jawa Tengah dan expanding di pabrik Tarjun Kalimantan," ungkapnya, Rabu (13/5/2015).
Tiga proyek yang dipastikan akan menambah kapasitas produksi tersebut termasuk pabrik P-14 yang ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal IV/2015. Proyek dengan investasi Rp6 triliun itu akan menelan belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun ini sebesar Rp2 triliun.
Tahun depan, manajemen Indocement menargetkan untuk membangun pabrik baru berkapasitas 4,4 juta-5 juta ton per tahun di Pati, Jawa Tengah. Meski izin pembangunan belum dikantongi dari pemerintah, dia memerkirakan investasi pabrik ini akan mencapai Rp6 triliun-Rp7 triliun.
Pada saat yang sama, emiten berkode saham INTP tersebut bakal menambah kapasitas produksi pabrik di Tarjun Kalimantan sebesar 2,5 juta ton. Perseroan belum menghitung nilai investasi untuk penambahan kapasitas brown field tersebut.
Kapasitas produksi Indocement pada saat pengoperasian ketiga pabrik yang ditargetkan rampung pada 2020 tersebut mencapai sekitar 33 juta ton per tahun. Saat ini, kapasitas produksi parbik semen perseroan mencapai 20,5 juta ton per tahun.
Kendati demikian, Christian mengaku masih mempertimbangkan penambahan kapasitas produksi perseroan. Pasalnya, hingga kuartal pertama tahun ini saja, tingkat permintaan semen terus melorot akibat lemahnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, permintaan semen secara nasional terkoreksi 3,3% pada triwulan pertama 2015. Pada saat yang sama, penjualan semen perseroan merosot 8% year-on-year.
"Saat ini demand memang masih tidak begitu kuat. Sekarang masihoversupply, tahun kemarin oversupply nasional 7 juta ton, tahun ini 15 juta ton secara nasional," paparnya.
Dia memerkirakan, penjualan semen perseroan pada kuartal kedua tahun ini masih akan tertekan. Pasalnya, pada Juni-Juli mendatang akan ada momen puasa dan lebaran yang membuat penjualan semen melambat.
Sepanjang tahun ini, sambungnya, perseroan mengalokasikan belanja modal Rp4,5 triliun. Alokasi belanja modal yang seluruhnya berasal dari kas internal tersebut naik 15,3% dari tahun lalu yang mencapai Rp3,9 triliun.
Sisa dana belanja modal akan digunakan untuk investasi gas turbin di pabrik Citeureup senilai US$35 juta-US$36 juta. Kapasitas gas turbin yang akan digunakan untuk memasok listrik milik sendiri itu mencapai 73 Megawat sebagai pengganti 2 gas turbin sebelumnya 30 MW.