Bisnis.com, JAKARTA - Emiten minyak dan gas PT Elnusa Tbk. (ELSA) membidik pendapatan pada tahun ini sebesar Rp4,7 triliun-Rp4,8 triliun bergantung pada fluktuasi harga minyak dunia.
Direktur Keuangan Elnusa, Sabam Hutajulu mengatakan target revenue tersebut merupakan target sebelum kondisi penurunan harga minyak dunia.
"Dengan situasi terkini, revenue target kami sepertinya akan sideways," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin (27/4/2015).
Dia mengatakan, penurunan harga minyak akan berpengaruh terhadap pendapatan bisnis seismik dan revenue bisnis downstream pada Elnusa Petrofin. Namun, tidak terlalu berimbas terhadap profitabilitas yang terus dijaga.
Kendati demikian, perseroan memastikan telah mengantongi beberapa kontrak baru ke depan dan penjajakan bisnis di kawasan regional seperti di Myanmar dan India.
Sementara itu, total kontrak yang dikantongi emiten berkode saham ELSA tersebut mencapai US$344 juta hingga kuartal I/2015. Komposisinya terdiri dari 75% atau US$256 juta berasal dari jasa drilling & oilfield services, serta sebesar US$88 juta berasal dari seismic services.
Dia mengatakan, dari kontrak yang digenggam ELSA tersebut, diperkirakan sebesar 45% atau US$158 juta akan dikantongi sebagai pendapatan. Kemudian, sisanya senilai US$186 juta akan dialihkan atau carry over ke tahun berikutnya pada 2016 dan 2017.
Pada tahun ini, Elnusa mengalokasikan belanja modal Rp600 miliar dan telah terealisasi Rp160 miliar pada kuartal I/2015. Namun, perseroan akan menambah alokasi belanja modal apabila harga minyak akan kembali pada level US$60 juta-US$70 juta.