Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik ke level tertinggi dalam 5 pekan, setelah reli harga kedelai akibat cuaca kering di AS yang membuat panen anjlok.
Kontrak untuk penyerahan November menyentuh level 2.340 ringgit (Rp7,52 juta) per ton di Bursa Malaysia Derivatives, merupakan angka tertinggi sejak 12 Juli.
Transaksi sesi pagi ditutup pada angka 2.338 ringgit (Rp7,518 juta). Adapun pengiriman fisik kelapa sawit untuk September pada posisi 2.380 ringgit (Rp7,653 juta) pada penutupan pekan lalu.
Menurut analis dari Phililip Future Pte Singapura, Sim Han Qiang, kondisi cuaca AS saat ini mengerek harga kedelai.
“Hal ini akan berpengaruh positif pada harga CPO karena minyak kedelai adalah substitusi terdekat CPO. Ketika harga kedelai naik, pasar akan beralih ke CPO,” kata Han Qiang.
Sementara itu, kedelai di Chicago membukukan kenaikan mingguan tertinggi dalam setahun terakhir.
Di sisi lain, prediksi panen kedelai AS tahun ini turun drastis setelah hujan deras yang merusak lahan tanam pada Mei dan Juni. Saat ini, cuaca kering diperkirakan akan berkelanjutan di sekitar Midwest selama 10 hari ke depan.
Minyak kedelai untuk penyerahan Desember naik 1,20% menjadi US$43,68 sen per pound di Chicago Board of Trade. Adapun kedelai untuk pengiriman November naik 1,91% ke level US$1.283,25 per bushel.
Sementara itu, minyak kelapa sawit murni naik 0,6% menjadi 5.644 yuan (US$923) per ton di Dalian Commodity Exchange, sedangkan minyak kedelai naik 0,8% menjadi 7.244 yuan per ton.